Setiap butiran kata yang terucap dari lisan kita, kelak akan dipinta pertanggungjawabannya. Maka pergunakanlah dengan bijaksana.

Acep Zamzam Noor

Lahir di Tasikmalaya, Jawa Barat, 28 Februari 1960; umur 51 tahun) adalah sastrawan Indonesia. Acep adalah putra tertua dari K. H. Ilyas Ruhiat, seorang ulama kharismatis dari Pondok Pesantren Cipasung, Tasikmalaya. menikahi seorang santri bernama Euis Nurhayati dan dikaruniai 5 orang anak bernama Rebana Adawiyah, Imana Tahira, Diwan Masnawi, dan Abraham Kindi.

Acep menghabiskan masa kecil dan remajanya di lingkungan pesantren, melanjutkan pendidikan pada Jurusan Seni Lukis Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB, lalu Universitá Italiana per Stranieri, Perugia, Italia. Kini, tinggal di Desa Cipasung, Tasikmalaya.


Karya

  • Tamparlah Mukaku! (kumpulan sajak, 1982)
  • Aku Kini Doa (kumpulan sajak, 1986)
  • Kasidah Sunyi (kumpulan sajak, 1989)
  • The Poets Chant (antologi, 1995)
  • Aseano (antologi, 1995)
  • A Bonsai’s Morning (antologi, 1996)
  • Di Luar Kata (kumpulan sajak, 1996)
  • Dari Kota Hujan (kumpulan sajak, 1996)
  • Di Atas Umbria (kumpulan sajak, 1999)
  • Dongeng dari Negeri Sembako (kumpulan puisi, 2001)
  • Jalan Menuju Rumahmu (kumpulan sajak, 2004)
  • Menjadi Penyair Lagi (antologi, 2007)

Penghargaan

  • Penghargaan Penulisan Karya Sastra Depdiknas (2000)
  • South East Asian (SEA) Write Award dari Kerajaan Thailand (2005)
  • Khatulistiwa Literary Award (2007)

Forum Sastra

  © Lokananta Sastra Dirancang oleh Indra eL wi Djenar 2010

Balik ke Atas