Melulu aku dilibatkan dalam ketentuan hidup yang kayak gini lagi. Setiap hari musti berkutat dalam rutinitas dan habitat orang-orang yang dibayang-bayangi tuntutan materi dan birahi. Kenapa harus begini?
Sore ini, ceritanya nggak cihuy banget, sih.
"Ndra. Tolong pegangin, dong!" Pinta Amat dengan muka kesal, yang sejak dari pagi tadi masih sibuk membuat approval disain. Jutek abis. Mungkin untuk yang ini, dia wajib meminta pertolongan.
"Apaan, sih?" Tanyaku. Meninggalkan proses drag & drop dokumen ke harddisk mesin pencetak digital.
"Selangkangan gue gatel banget, nih. Pegangin punya gue bentar, yak?!"
"Kampret!" Umpatku.